Menggambarkan serunya sebuah festival musik saat ini sudah mudah melalui video dokumenter yang biasa dibuat oleh pihak penyelenggara. Berbeda dengan festival Musik Bonnaroo 2015 yang mendapatkan kesempatan exposure secara global melalui video musik terbaru dari Mumford & Sons yang berjudul The Wolf. Video yang menceritakan setiap personil Mumford & Sons berdandan memakai kostum berjalan-jalan seru di Bonnaroo 2015 sebelum mereka tampil di panggung utama musik festival ini.
Bonnaroo musik festival yang saat ini disebut sebagai festival terbaik dan terbesar di Amerika Serikat diadakan di Manchester, Tennessee di setiap musim panas sekitar bulan Juni. Berbagai review menyebutkan bahwa Bonnaroo sebagai festival yang sangat menyenangkan. Salah satu kebiasaan paling menyenangkan adalah keramah-tamahan siapapun yang ada di Bonnaroo. Sepertinya berlebihan namun ini saya rasakan buktinya ketika saya akan berangkat bersama puluhan orang rombongan menggunakan bis dari Nashville ke Manchester. Kebanyakan mereka akan mengajak anda ngobrol dengan berbagai topik dan pastinya topik yang menarik adalah Indonesia. Sekitar 1,5 jam ditempuh dari Nashville ke Manchester menggunakan bis. Disarankan untuk datang pada hari Rabu siang ketika area Bonnaroo dibuka secara resmi atau h-1 sebelum Bonnaroo dimulai karena kondisi arus lalu lintas masih lancar. Sampai di halte bis Manchester yang berjarak sekitar 5 km dari lokasi Bonnaroo, saya menggunakan shuttle yang sudah tersedia di halte. Ada dua pilihan shuttle yaitu shuttle mobil van tertutup harga $10 atau mobil van bak terbuka $5. Saya sarankan untuk memilih shuttle van tertutup karena akan memudahkan lokasi antar jemput lokasi menuju Bonnaroo dan pulang dari Bonnaroo, karena shuttle van bak terbuka lokasi antar jemput terkadang berubah-ubah. Sambil menunggu shuttle saya belanja makanan, minuman, obat gatal serangga di toko kelontong kemudian untuk makan berat ada Waffle House yang menyedikan makanan super enaknya.
Sampai di lokasi Bonnaroo, kumpulkan tenaga semaksimal mungkin karena untuk memasuki area camping masih harus berjalan sekitar 1-2 km tergantung area camping. Untuk mereka yang ingin bersantai bisa menyewa mini cart taxi seharga $10 yang akan mengantarkan ke lokasi camping. Jika datang sehari sebelum Bonnaroo dimulai akan lebih mudah memilih area camping. Beruntung saya mendapatkan area camping Tent City yang sangat dekat dengan gerbang utama Bonnaroo Usahakan datang sebelum malam, karena memudahkan jika harus mendirikan tenda. Berbeda jika menyewa tenda vip atau mobil caravan yang juga disewakan di lokasi Bonnaroo. Area camping juga dilengkapi pos informasi, pos kesehatan, toilet umum, toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan tapi harganya mahal,
Hari I
Bonnaroo memiliki sekitar 15 panggung dan area hiburan, terdiri dari panggung utama What Stage, Which Stage, This Tent, That Tent, The Other Tent, The Who Stage, Comedy Theatre,Tap Lounge, Cinema Tent, Silent Disco, Club Barn, Solar Stage, Kaliope, Fountain & Water Slide, Ferris Wheel.
Pusat area yang disebut Centreroo dibuka jam 12 siang. Saya menjadi salah satu 10 orang pertama yang memasuki area tersebut untuk bisa mensurvey area panggung agar bisa menentukan jalur terbaik ketika akan menonton dari panggung ke panggung lainnya. Panggung musik baru dimulai 4 sore . Saya memutuskan untuk menonton Unlocking the Truth, metalcore sensations dari Brooklyn. Ruarr biasa anak remaja ini menggebrak sebagai pembuka Bonnaroo 2015. Vokalisnya, Malcolm Brickhouse berteriak “We wanna see this crowd go nuts, all right?” dan penonton pun kemudian menggila dan serunya semua tertib. Selebihnya personil Unlocking the Truth pun melakukan “crowd surfing”.
Panasnya panggung karena Unlocking the Truth, ditambah terik matahari di musim panas membakar suasana bisa membuat dehidrasi, sebaiknya minum air putih dan istirahat dapat menjaga kondisi tubuh tetap sehat selama menikmati Bonnaroo. Penampilan selanjutnya dari Ryn Weaver di Other Tent. Penyanyi solo perempuan ini bercerita “I came here last year & really glad to be playing this year.” Dari penonton menjadi penampil smenjadi sebuah kebanggaan dirinya.
Selain menonton panggung musik, Cinema Tent bisa menjadi pilihan untuk bersantai dengan jadwal nonton bareng NBA Final dan Game of Throne dengan kapasitas 500 orang. Mendinginkan badan sambil bermain air di Fountain & Water Slide menjadi area favorit di tengah panasnya Bonnaroo.
Suasana psychedelic yang menjadi salah satu ciri khas desain dan dekorasi Bonnaroo menjadi lengkap dengan adanya band seperti Temples. Penampilan sempurna mereka lengkap dengan rapihnya permainan musik dan desain tata lampu yang sangat dramatis. Semakin malam suasana semakin seru dengan semaraknya cahaya lampu yang mulai berpendar disusul penampilan Glass Animals dengan irama yang catchy ditambah keragaman musik campur sari dari berbagai genre. Salah satu pengalaman baru menikmati band dengan tampilan tropical animals and trippy visuals.
Menjadi salah satu hits artist di hari pertama Bonnaroo ada Tove Lo yang sukses mengumpulkan penonton remaja yang ruar biasa banyaknya. Sukses dengan atraksi panggung yang sensasional dan menyanyikan hits nya yang sedang digemari saat ini dengan hanya membawa 2 drummers dan 1 keyboardist.
Day 2
Bonnaroo juga dilengkapi dengan ratusan kedai makanan dengan berbagai jenis makanan dari seluruh penjuru dunia, Bonnaroo menjadi salah satu festival musik dunia terbaik untuk makanan dari berbagai musik festival yang pernah saya kunjungi di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Sekitar $10 untuk mendapatkan 1 menu makan besar & minuman dengan porsi seperti untuk dua orang untuk menu makanan di Indonesia. Istimewanya dari Bonnaroo menyediakan makanan unik khas Southern yang biasanya saya hanya bisa liat di program tv Andrew Zimmern, favorit saya crabfish rebus bumbu yang dicampur dengan kentang goreng pedas. Selain itu ada Ozark Mountain Biscuit dengan pilihan rasa saus manis puree buah-buahan organik atau biscuit tender fried chicken dengan peppery sausage gravy.
Menjelang selesai makan siang panggung hiburan sudah mulai dipenuhi orang2, saya memilih menonton The Districts, band asal Pennsylvania yang beranggotakan 4 orang dengan tampang tidak menarik tapi penampilan musik dan panggung nya sangat menarik. Irama menghentak rock and roll, kemudian musik ala Americana, tidak ketinggalan unsur blues dan folk. Saya sendiri terpukau dengan penampilannya, mengingatkan “raw” nya kelakuan dan musik 90an.
Melanjutkan ke pertunjukan yang lebih bersemangat, Between The Buried & Me menjadi pilihan yang tepat. Tommy Rogers yang bertampang sangat bersih dan tampan untuk seorang vokalis band metal sangat menguasai panggung. Penonton yang semakin bersemangat seiring musik dari band yang sangat rapih penampilan musiknya ini. Crowd surfing juga meramaikan penampilan band ini.
Mengganti suasana sore hari untuk lebih bersantai mennonton Rustie yang sangat pandai menggabungkan euphoria of hip-hop dengan trance yang membuat suasana lebih ceria dengan berbagai macam ragam bebunyian unik dari hasil mixing nya.
Setelah mengumpulkan kembali tenaga, saatnya menonton band yang menjadi salah satu alasan saya datang ke Bonnaroo yaitu Alabama Shakes. Pertama kali mendengar band asal Athens, Alabama ini ketika menjadi salah satu nominator Best New Artist Grammy 2012. Gaya vokal Brittany Howard yang khas dengan tarikan dan teriakan, selain itu musiknya membawa ke suasana classic rock. Satu jam sebelum mereka tampil, panggung utama What Stage sudah dipenuhi orang-orang. Sekitar least 50,000 memenuhi area dengan suasana matahari terbenam menambah penampilan Alabama Shakes menjadi sangat indah.
Salah dua dari alasan datang ke Bonnaroo adalah menonton Ben Folds. Dengan keunikan penampilan musik nya di Bonnaroo, Ben Folds dengan iringan Y Music yang adalah chamber sextet dengan lagu-lagu yang belum pernah ditampilkan di pertunjukan musiknya.Kelakuannya yang menghibur dalam berinteraksi dengan penonton, membuat Ben Folds sangt istimewa dan saya beruntung mendapatkan kesempatan menontonnya.
Panggung yang paling ditunnggu di hari kedua adalah Kendrick Lamar, saya terkejut dengan penampilannya dengan vokal dan musik yang rapih, juga alur pertunjukan yang menarik. Jauh berbeda ketika 2013 saya menonton Kendrick Lamar di Chicago pada saat albumnya booming, sangat mengecewakan penampilan musik dan vokalnya. Wajar jika dia menjadi salah satu rapper yang paling ditunggu di Bonnaroo.
Day 3
Melengkapi serunya datang ke festival musik adalah belanja merchandise dan barang-barang unik yang dijual. Sangat disayangkan di Bonnaroo kualitas bahan dan desain merchandise cenderung jelek dengan harga merchandise mulai dari $ 5 – 50. Untuk kaos Bonnaroo dengan harga muali $ 25 – 50 bahannya agak panas dan kurang menyerap keringat. Berbeda dengan merchandise resmi dari artist yang tampil di Bonnaroo yang terjaga baik kualitasnya dengan harga yang sama.
Hari ketiga menjadi puncak Bonnaroo, semakin banyak orang memadati festival musik dengan cuaca paling panas yang pernah saya datangi. Lokasi area yang adalah ladang peternakan menjadi sangat kering dan berdebu. Jtetap menjaga kondisi badan agar tidak dehidrasi dan mengalami gangguan pernafasan. Saya pun lebih santai dan tidak terlalu menghamburkan energi dan tetap menjaga makanan dan minuman. Karena kemungkinan besar cuaca nya bisa membuat masuk angin dan flu.
Priory menjadi pembuka hari ketiga dengan musik electropop yang sesuai dengan hits nya berjudul Weekend, ini salah satu band yang ditonton banyak remaja di Bonnaroo. Tema seputar anak muda pendorbrak yang relevan dan musik yang sangat mudah didengar menjadi alasan band yang terdiri dari Brandon Rush dan Kyle Sears digemari.
Menjadi satu-satunya band yang berasal dari Mali, Afrika, Songhoy Blues sangat menghibur untuk ditonton. Irama drum khas etnik musik Afrika yang menggugah dan mengajak kita untuk bergoyang menambah serunya suasana. Dengan bahasa Iggris yang terbatas, band ini mampu mengajak penonton tetap bergoyang ditengah panasnya siang di Bonnaroo. Songhoy Bluers juga menarik perhatian Damon Albarn yang kemudian mengajak mereka untuk menjadi bagian di album Africa Express , dengan lagu berjudul Soubour yang diproduseri oleh gitaris Yeah Yeah Yeahs guitarist, Nick Zinner.
Kejutan lain saya dapatkan ketika menonton Bleachers,side project personil band Fun, Jack Antonoff. Lagu-lagu yang sangat dipengaruhi oleh musik 80-an dan 90an, menjadi sangat akrab ditelinga saya. Lagu-lagunya langsung menjadi playlist favorit saya Reckless Love, Take Me Away ( feat Grimes), Like a River Runs, Wild Heart , I Wanna Get Better . Penampilam dan keahlian memainkan alat musik dengan rapih juga menghibur membuat Bleachers sangat berkesan. Membawakan satu lagu cover Fleetwood Mack – Go Your Own Way juga sangat pas tidak berlebihan.
Menjelang sore hari saatnya Jamie XX tampil dengan santai ditengah cuaca yang masih sangat panas. Terakhir saya menonton Jamie XX di Tokyo di tengah dinginnya cuaca. Memang berbeda sensasinya, tapi dia memang jago dalam meracik lagu dengan penuh dinamika. Mulai dari beat santai I Know There’s Gonna Be (Good Times) dan Sleep Sound sampai dengan Far Nearer dan ODB’s – Got Your Money. Pertunjukan selanjutnya saya memilih menonton SBTRKT sambil menikmati makan malam dan beristirahat menunggu penampilan Mumford & Sons’ yang menjadi headliner di hari ketiga. Mumford & Sons’ memberikan pertunjukan yang sangat akrab dengan kehalian Marcus sang vokalis yang bisa bercerita banyak tentang lagu atau sekedar menyapa penonton. Mereka juga mengajak Ed Helms (actor Hangover) untuk bermain banjo bersama menyanyikan lagu Awake My Soul. Kemudian mengajak personil of My Morning Jacket, the War on Drugs, Dawes and Hozier untuk bersama-sama menyanyikan lagu Beatles – With a Little Help From My Friends.
Pertunjukan yang paling ditunggu lainnya adalah Superjam. Kolaborasi yang penuh kejutan dari penyanyi-penyanyi dengan berbagai macam genre musik dengan satu tema tertentu. Superjam 2015 bertema 80’s. Dibuka oleh Jon Hamm dan Zach Galifianakis yang mengajak menyanyi We Are The World, kemudian Chance The Rapper menyanyikan lagu-lagu dari Notorious BIG – Juicy, DJ Jazzy Jeff & The Fresh Prince – Summertime, Bell Biv DeVoe – Poison, dan Montell Jordan – This Is How We Do It. Kemudia SZA menyanyikan lagu Michael Jackson – The Way You Make Me Feel, Queen dan David Bowie – Under Pressure bersma Jack Antonoff, rapper senior DMC menyanyikan lagu Aerosmith -Walk This Way dan lagu Run DMC – It’s Tricky dan King Of Rock. Dari genre rock, Kelley dan Corey Feldman menyanyikan lagu Survivor – Eye Of The Tiger, kemudian Jack Antonoff menyanyikan lagu Bruce Springsteen – Dancing In The Dark dan lagu Talking Heads – Psycho Killer. Tidak ketinggalan hits 80’s seperti lagu Marvin Gaye – Sexual Healing dan lagu Lionel Richie – All Night Long dinyanyikan Jamie Lidell
Day 4
Hari terakhir di Bonnaroo saya mulai dengan menonton Pokey LaFarge di panggung Which Stage. Pertama kalinya saya menonton pertunjukan musik dengan genre ragtime & early jazz yang dicampur dengan genre Americana, country blues, dan Western swing. Menambah pengalaman baru dengan perasaan dibawa ke era foto hitam putih dan suasan Amerika tempo dulu. Ditengah gempuran pertunjukan musik pop, dance, dan rock . Pokey Lafarge sangat terlihat berbeda, baik dari penampilan fashion dan musik yang sangat menarik dan mengajak peonton Bonnaroo untuk terbuka dengan berbagai genre musik terutama musik tradisional Amerika. Masih di panggung yang sama, pertunjukan selanjutnya juga unik dan menarik yaitu Madisen Ward and the Mama Bear. Duo ibu dan anak asal Kansas ini menyanyikan lagu seperti interpretasi sebuah dongeng. Ini juga format duo yang terdiri dari anak dan ibu pertama kali saya tonton.
Salah satu summer anthem 2015 yang saya dengar di radio di US di berbagai kota adalah Major Lazer feat DJ Snake & MØ – Lean On. Sebagai vokal utama di lagu tersebut MØ yang berasal dari Denmark menampilkan pertunjukan musik pop dance yang diminati saat ini. Bernama asli Karen Marie Ørsted mengajak satu dj yang memainkan synth dan keyboard, satu orang gitaris dan satu orang drummer. Penampilan energic di panggung ditambah msik yang diproduseri oleh Diplo, MØ sukses membuat penonton bergoyang di siang hari bersimbah keringat. Dia juga menyanyikan lagu cover dari Spice Girls – Say You’ll Be There.
Menunggu pertunjukan berikutnya yaitu Florence + the Machine, saya menikmati lemonade, arepas, dan Amish donuts yang terpilih menjadi makanan paling favorit di Bonnaroo 2015. Setelah mengumpulkan tenaga dengan makanan enak, menonton Florence + the Machine lebih semangat, karena dia terkanal sebagai salah satu penampil yang paling disukai karena ramah dan menyenangkan diatas panggung, selain itu permainan musik dan keahlian vokal Florence Welch juga sangat disebut sebagai live juggernaut.
Pertunjukan penutup utama Bonnaroo 2015 adalah legenda hidup Billy Joel. Pertunjukan musik dengan tata suara yang sangat jernih di festival musik buat saya sangat spektakuler. Kualitas vokal dengan iringan big band sangat enak di dengar di lapangan luas di tengah puluhan ribu orang. Deretan greatest hits dibawakan Billy Joel dengan sangat rapih, mulai Piano Man, We Didn’t Start the Fire, Don’t Ask Me Why, Mr. Tambourine Man,Uptown Girl.
Tidak seperti biasanya ketika berada di sebuah festival musik saya jarang berinteraksi dengan orang tidak dikenal. Tapi tidak di Bonnaroo, ketika saya sendiri, saya selalu diajak ngobrol, ketika saya bengong ada saja orang yang usil menyemangati, dan akhirnya saya bisa berkenalan dengan orang baru pecinta musik dari berbagai negara dengan sapaan yang sangat khas “Happy Roo”
The Best from Bonnaroo
- Line up bagus2
- Keramah-tamahan
- Makanan enak dan beragam pilihan
- Toilet dengan water flush tersedia dan bersih
- Area mandi tersedia dan bersih
The Worst from Bonnaroo
- Akses transportasi terbatas
- Detail dekorasi dan desain kurang artsy jika mengacu pada slogan music & art festival
- Merchandise mahal dengan jelek,
- Terlalu banyak abg ribut dan ribet.