Tua Itu Menyenangkan, Muda Itu Menggemaskan

Menua bukan pilihan, secara alamiah memang demikian adanya. Merasa diri sendiri sudah tua dan memiliki keterbatasan dalam banyak hal mungkin untuk sebagian orang itu adalah pilihan. Bekerja di industri musik yang mengedepankan hal yang bersifat “muda”, sepertinya ini menjadi tantangan untuk mereka yang merasa “tua”.  September 2015 saya mendapat kesempatan menonton konser yang menggambarkan bahwa “tua” itu menyenangkan dan “muda” itu menggemaskan.

Bon Jovi yang dikabarkan akan menggelar konser di Indonesia sejak awal 2015 sangat dinanti banyak pecinta musik dari berbagai era. Mulai dari mereka yang mengalami gaung album Slippery When Wet di 1980an  atau album Keep The Faith di 1990an, juga album Crush di2000an. Masing-masing mewakili generasi dengan model rambut yang sangat berbeda satu sama lain. Meskipun untuk keduakalinya Bon Jovi menggelar konser di Jakarta, tapi ini kesempatan pertama kali saya menonton. Belum pernah saya mengalami antusias yang besar ketika sebuah konser akan digelar di Jakarta. Baru pertama kalinya, rekan di kantor mengurusi tiket nonton pesanan rekan kantor, partner, artis, dll sebanyak ratusan tiket. Hampir semua divisi di kantor ikut antusias tentang Bon Jovi.

Di hari konser akan digelar, sepertinya banyak yang mengambil setengah hari kerja untuk bisa mendapatkan kenikmatan maksimal menonton Bon Jovi. Bersaing dengan penonton One Direction, fans Bon Jovi sudah memadati Gelora Bung Karno sejak siang. Itu tidak berhenti sampai konser akan dimulai, fans masih mengantri hanya untuk memasuki area konser. Saya mendengar percakapan dengan menggunakan berbagi macam bahasa.  Saya yakin fans Bon Jovi ini terbentang mulai dari New Jersey sampai dengan pelosok Pulai Sebesi. Dengan fans yang kebanyakan menikmati romantisme dan kisah lama bersama Bon Jovi. Senang melihat gelombang kegembiraan ini, namun banyak juga fans yang kecewa karena tidak mendapatkan  tiket konser yang habis terjual  dan tikey yang dijual  di calo pun harganya fantastis.

Secara keseluruhan konsernya bagus, penampilan Bon Jovi, tata suara, tata cahaya cukup mumpuni. Saya maklum dengan kualitas vokal Bon Jovi. Mengingat rangkaian tur konser dunianya dan kemampuan menjaga stamina itu bukan hal yang mudah. Saya senang nonton Bon Jovi yang masih semangat meskipun “tua”.

Berselang beberapa hari saya nonton Maroon5 di Singapore yang menjadi bagian F1 Night Race Entertainment. Dengan penonton yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan Bon Jovi, konser Maroon 5 jauh terasa lebih cape karena saya harus bersaing bersama anak2 muda dengan energi berlebihan di tengah antusias Maroon5. Ada masa dimana Bon Jovi pernah mengalami masa seperti Maroon 5 saat ini, tapi tidak sebaliknya. Belum tentu Maroon5 akan tetap sama seperti sekarang di  20 tahun ke depan atau bahkan bisa lebih baik lagi.

Tuntutan musik untuk sesuatu hal baru, meskipun itu pun hasil modifikasi dari hal lama memberikan saya pelajaran dari konser Bon Jovi dan Maroon5 untuk tetap relevan saat ini. Keriput memang tidak usah dilawan,  tapi harus mengasah taste untuk terbuka terhadap sesuatu yang baru, belajar dari yang muda, dan berpikir terbuka bahwa yang tua itu tidak selalu benar dan mencoba sesuatu yang baru sama sekali tidak salah.

Menggambarkan serunya sebuah festival musik saat ini sudah mudah melalui video dokumenter yang biasa dibuat oleh pihak penyelenggara. Berbeda dengan festival Musik Bonnaroo 2015 yang mendapatkan kesempatan exposure secara global melalui  video musik terbaru dari Mumford & Sons yang berjudul The Wolf.  Video yang menceritakan setiap personil Mumford & Sons berdandan memakai kostum berjalan-jalan  seru di Bonnaroo 2015  sebelum mereka tampil di panggung utama musik festival ini.

Bonnaroo musik festival yang saat ini disebut sebagai festival terbaik dan terbesar di Amerika Serikat  diadakan di Manchester, Tennessee  di setiap musim panas sekitar bulan Juni. Berbagai review menyebutkan bahwa Bonnaroo sebagai festival yang sangat menyenangkan. Salah satu kebiasaan paling menyenangkan adalah keramah-tamahan siapapun yang ada di Bonnaroo. Sepertinya berlebihan namun ini saya rasakan buktinya ketika saya akan berangkat  bersama puluhan orang rombongan menggunakan bis dari Nashville ke Manchester. Kebanyakan mereka akan mengajak anda ngobrol  dengan berbagai topik dan pastinya topik yang menarik adalah Indonesia. Sekitar 1,5 jam ditempuh dari Nashville ke Manchester menggunakan bis. Disarankan untuk datang pada hari Rabu siang  ketika area Bonnaroo dibuka secara resmi atau h-1 sebelum Bonnaroo dimulai karena kondisi arus lalu lintas masih lancar. Sampai di halte bis Manchester yang berjarak sekitar 5 km dari lokasi Bonnaroo, saya menggunakan shuttle yang sudah tersedia di halte. Ada dua pilihan  shuttle yaitu shuttle mobil van tertutup harga $10 atau mobil van bak terbuka $5. Saya sarankan untuk memilih shuttle van tertutup karena akan memudahkan lokasi antar jemput lokasi  menuju Bonnaroo dan pulang dari Bonnaroo, karena shuttle van bak terbuka lokasi antar jemput terkadang berubah-ubah. Sambil menunggu shuttle saya belanja makanan, minuman, obat gatal serangga di toko kelontong kemudian untuk makan berat ada Waffle House yang menyedikan makanan super enaknya.

Sampai di lokasi Bonnaroo, kumpulkan tenaga semaksimal mungkin karena untuk memasuki area camping  masih harus berjalan sekitar 1-2 km tergantung area camping. Untuk mereka yang ingin bersantai bisa menyewa mini cart taxi seharga $10 yang akan mengantarkan ke lokasi camping. Jika datang sehari sebelum Bonnaroo dimulai akan lebih mudah memilih area camping. Beruntung saya mendapatkan area camping Tent City  yang sangat dekat dengan gerbang utama Bonnaroo Usahakan datang sebelum malam, karena memudahkan jika harus mendirikan tenda. Berbeda jika menyewa tenda vip atau mobil caravan yang juga disewakan di lokasi Bonnaroo. Area camping juga dilengkapi pos informasi, pos kesehatan, toilet umum, toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan tapi harganya mahal,

Hari I

Bonnaroo memiliki sekitar 15 panggung dan area hiburan, terdiri dari panggung utama What Stage, Which Stage, This Tent, That Tent, The Other Tent, The Who Stage, Comedy Theatre,Tap Lounge, Cinema Tent, Silent Disco, Club Barn, Solar Stage, Kaliope, Fountain & Water Slide, Ferris Wheel.

Pusat area yang disebut Centreroo dibuka jam 12 siang. Saya  menjadi salah satu 10 orang pertama yang memasuki area tersebut untuk bisa mensurvey area panggung agar bisa menentukan jalur terbaik ketika akan menonton dari panggung ke panggung lainnya. Panggung musik baru dimulai  4 sore . Saya memutuskan untuk menonton Unlocking the Truth, metalcore sensations dari Brooklyn. Ruarr biasa anak remaja  ini menggebrak sebagai pembuka Bonnaroo 2015.  Vokalisnya, Malcolm Brickhouse berteriak  “We wanna see this crowd go nuts, all right?”  dan penonton pun kemudian menggila dan serunya  semua tertib. Selebihnya personil Unlocking the Truth pun melakukan “crowd surfing”.

Panasnya panggung karena Unlocking the Truth, ditambah terik matahari di musim panas membakar suasana bisa membuat dehidrasi, sebaiknya minum air putih dan istirahat dapat menjaga kondisi tubuh tetap sehat selama menikmati Bonnaroo.  Penampilan selanjutnya dari Ryn Weaver di Other Tent. Penyanyi solo perempuan ini bercerita “I came here last year & really glad to be playing this year.” Dari penonton menjadi  penampil smenjadi sebuah kebanggaan dirinya.

Selain menonton panggung musik, Cinema Tent  bisa menjadi pilihan untuk bersantai dengan jadwal nonton bareng NBA Final dan Game of Throne dengan kapasitas 500 orang. Mendinginkan badan sambil bermain air di Fountain & Water Slide menjadi area favorit di tengah panasnya Bonnaroo.

Suasana psychedelic yang menjadi salah satu ciri khas desain dan dekorasi Bonnaroo menjadi lengkap dengan adanya band seperti Temples. Penampilan sempurna mereka lengkap dengan rapihnya permainan musik dan desain tata lampu yang sangat dramatis. Semakin malam suasana semakin seru dengan semaraknya cahaya lampu yang mulai berpendar disusul penampilan Glass Animals dengan irama yang catchy ditambah keragaman musik campur sari dari berbagai genre. Salah satu pengalaman baru menikmati band dengan tampilan tropical animals and trippy visuals.

Menjadi salah satu hits artist di hari pertama Bonnaroo ada Tove Lo yang  sukses mengumpulkan penonton remaja yang ruar biasa banyaknya. Sukses dengan atraksi panggung yang sensasional dan  menyanyikan hits nya yang sedang digemari saat ini  dengan hanya membawa 2 drummers dan 1 keyboardist.

Food Vendors

Day 2

Bonnaroo juga dilengkapi dengan ratusan kedai makanan dengan berbagai jenis makanan dari seluruh penjuru dunia, Bonnaroo menjadi salah satu festival musik dunia terbaik untuk makanan dari berbagai musik festival yang pernah saya kunjungi di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Sekitar $10 untuk mendapatkan 1 menu makan besar & minuman dengan porsi seperti untuk dua orang untuk menu makanan di Indonesia. Istimewanya dari Bonnaroo menyediakan makanan unik khas Southern yang biasanya saya hanya bisa liat di program tv Andrew Zimmern, favorit saya crabfish rebus bumbu yang dicampur dengan kentang goreng pedas. Selain itu ada Ozark Mountain Biscuit dengan pilihan rasa saus manis puree buah-buahan organik atau  biscuit tender fried chicken dengan peppery sausage gravy.

Menjelang selesai makan siang panggung hiburan sudah mulai dipenuhi orang2, saya memilih menonton The Districts, band asal Pennsylvania  yang beranggotakan 4 orang dengan tampang tidak menarik tapi  penampilan musik dan panggung nya sangat menarik. Irama menghentak rock and roll, kemudian musik ala Americana, tidak ketinggalan unsur blues dan folk. Saya sendiri terpukau dengan penampilannya, mengingatkan “raw” nya kelakuan dan musik 90an.

The District

Melanjutkan ke pertunjukan yang lebih bersemangat, Between The Buried & Me menjadi pilihan yang tepat. Tommy Rogers  yang bertampang sangat bersih dan tampan untuk seorang vokalis band metal sangat menguasai panggung. Penonton yang semakin bersemangat seiring musik dari band yang sangat rapih penampilan musiknya ini. Crowd surfing juga meramaikan penampilan band ini.

Mengganti suasana sore hari untuk lebih bersantai mennonton Rustie yang sangat pandai menggabungkan euphoria of  hip-hop dengan trance yang membuat suasana lebih ceria dengan berbagai macam ragam bebunyian unik dari hasil mixing nya.

Setelah mengumpulkan kembali tenaga, saatnya menonton band yang menjadi salah satu alasan saya datang ke Bonnaroo yaitu Alabama Shakes. Pertama kali mendengar band asal Athens, Alabama ini ketika menjadi salah satu nominator Best New Artist Grammy 2012. Gaya vokal Brittany Howard yang khas dengan tarikan dan teriakan, selain itu musiknya membawa ke suasana classic rock. Satu jam sebelum mereka tampil, panggung utama What Stage sudah dipenuhi orang-orang. Sekitar least 50,000  memenuhi area dengan suasana matahari terbenam menambah penampilan Alabama Shakes menjadi sangat indah.

SONY DSC

Alabama Shakes

Salah dua dari alasan datang ke Bonnaroo adalah menonton Ben Folds. Dengan keunikan penampilan musik nya di Bonnaroo, Ben Folds dengan iringan Y Music yang adalah chamber sextet  dengan lagu-lagu yang belum pernah ditampilkan di pertunjukan  musiknya.Kelakuannya yang menghibur dalam berinteraksi dengan penonton, membuat Ben Folds sangt istimewa dan saya beruntung mendapatkan kesempatan menontonnya.

2

Panggung yang paling ditunnggu di   hari kedua adalah  Kendrick Lamar, saya terkejut dengan penampilannya dengan vokal dan musik yang rapih, juga alur pertunjukan yang menarik. Jauh berbeda ketika 2013 saya menonton Kendrick Lamar di Chicago pada saat albumnya booming, sangat mengecewakan penampilan musik dan vokalnya. Wajar jika dia menjadi salah satu rapper yang paling ditunggu di Bonnaroo.

Day 3

Fountain

Melengkapi serunya datang ke festival musik adalah belanja merchandise dan barang-barang unik yang dijual. Sangat disayangkan di Bonnaroo  kualitas bahan dan desain merchandise cenderung jelek dengan harga merchandise mulai dari $ 5 – 50. Untuk kaos Bonnaroo dengan harga muali $ 25 – 50 bahannya agak panas dan kurang menyerap keringat. Berbeda dengan merchandise resmi dari artist yang tampil di Bonnaroo yang terjaga baik kualitasnya dengan harga yang sama.

Hari ketiga menjadi puncak  Bonnaroo, semakin banyak orang memadati festival musik dengan cuaca paling panas yang pernah saya datangi. Lokasi area yang adalah ladang peternakan menjadi sangat kering dan berdebu. Jtetap menjaga kondisi badan agar tidak dehidrasi dan mengalami gangguan pernafasan. Saya pun lebih santai dan tidak terlalu menghamburkan energi  dan tetap menjaga makanan dan minuman.  Karena kemungkinan besar cuaca nya bisa membuat masuk angin dan flu.

Priory menjadi pembuka hari ketiga dengan  musik electropop yang sesuai dengan hits nya berjudul Weekend, ini salah satu band yang ditonton banyak remaja di Bonnaroo. Tema seputar anak muda pendorbrak yang relevan dan musik yang sangat mudah didengar menjadi alasan band yang terdiri dari Brandon Rush dan Kyle Sears digemari.

Menjadi satu-satunya band yang berasal dari Mali, Afrika, Songhoy Blues sangat menghibur untuk ditonton. Irama drum khas etnik musik Afrika yang menggugah dan mengajak kita untuk bergoyang menambah serunya suasana. Dengan bahasa Iggris yang terbatas, band ini mampu mengajak penonton tetap bergoyang ditengah panasnya siang di Bonnaroo. Songhoy Bluers juga menarik perhatian Damon Albarn yang kemudian mengajak mereka untuk menjadi bagian di album Africa Express , dengan lagu berjudul Soubour yang diproduseri oleh gitaris Yeah Yeah Yeahs guitarist, Nick Zinner.

Solar Stage

Kejutan lain saya dapatkan ketika menonton Bleachers,side project personil band Fun,  Jack Antonoff. Lagu-lagu yang sangat dipengaruhi oleh musik 80-an dan 90an, menjadi sangat akrab ditelinga saya. Lagu-lagunya langsung menjadi playlist favorit saya Reckless Love, Take Me Away ( feat Grimes), Like a River Runs, Wild Heart , I Wanna Get Better . Penampilam dan keahlian memainkan alat musik dengan rapih juga menghibur membuat Bleachers sangat berkesan. Membawakan satu lagu cover Fleetwood Mack –  Go Your Own Way juga sangat pas tidak berlebihan.

Menjelang sore hari saatnya Jamie XX tampil dengan  santai ditengah cuaca yang masih sangat panas. Terakhir saya menonton Jamie XX di  Tokyo di tengah dinginnya cuaca. Memang berbeda sensasinya, tapi dia memang jago dalam meracik lagu dengan penuh dinamika. Mulai dari beat santai I Know There’s Gonna Be (Good Times) dan Sleep Sound sampai dengan Far Nearer  dan  ODB’s – Got Your Money. Pertunjukan selanjutnya saya memilih menonton SBTRKT sambil menikmati makan malam dan beristirahat menunggu penampilan Mumford & Sons’ yang menjadi headliner di hari ketiga. Mumford & Sons’  memberikan pertunjukan yang sangat akrab dengan kehalian Marcus sang vokalis yang bisa bercerita banyak tentang lagu atau sekedar menyapa penonton. Mereka juga mengajak  Ed Helms (actor Hangover) untuk bermain banjo bersama menyanyikan lagu Awake My Soul. Kemudian mengajak personil of My Morning Jacket, the War on Drugs, Dawes and Hozier untuk bersama-sama menyanyikan lagu Beatles –  With a Little Help From My Friends.

Pertunjukan yang paling ditunggu lainnya adalah  Superjam. Kolaborasi yang penuh kejutan dari penyanyi-penyanyi dengan berbagai macam genre musik dengan satu tema tertentu. Superjam 2015 bertema 80’s. Dibuka oleh Jon Hamm dan Zach Galifianakis yang mengajak menyanyi We Are The World, kemudian Chance The Rapper menyanyikan lagu-lagu dari Notorious BIG – Juicy, DJ Jazzy Jeff & The Fresh Prince – Summertime, Bell Biv DeVoe  – Poison, dan  Montell Jordan – This Is How We Do It.  Kemudia SZA  menyanyikan lagu Michael Jackson – The Way You Make Me Feel, Queen  dan  David Bowie – Under Pressure bersma Jack Antonoff, rapper senior DMC menyanyikan lagu  Aerosmith -Walk This Way dan lagu Run DMC – It’s Tricky  dan King Of Rock. Dari genre rock, Kelley dan  Corey Feldman menyanyikan lagu Survivor – Eye Of The Tiger, kemudian Jack Antonoff menyanyikan lagu  Bruce Springsteen – Dancing In The Dark  dan lagu Talking Heads – Psycho Killer. Tidak ketinggalan hits 80’s seperti lagu Marvin Gaye – Sexual Healing dan lagu Lionel Richie – All Night Long dinyanyikan Jamie Lidell

Day 4

Hari terakhir di Bonnaroo saya mulai dengan menonton Pokey LaFarge di panggung Which Stage. Pertama kalinya saya menonton pertunjukan musik dengan genre ragtime & early jazz yang dicampur dengan genre Americana, country blues, dan  Western swing. Menambah pengalaman baru dengan  perasaan dibawa ke era foto hitam putih dan suasan Amerika tempo dulu. Ditengah gempuran pertunjukan musik pop, dance, dan rock . Pokey Lafarge sangat terlihat berbeda, baik dari penampilan fashion dan musik yang sangat menarik dan mengajak peonton Bonnaroo untuk terbuka dengan berbagai genre musik terutama musik tradisional Amerika. Masih di panggung yang sama, pertunjukan selanjutnya juga unik dan menarik yaitu  Madisen Ward and the Mama Bear. Duo ibu dan anak asal  Kansas ini menyanyikan lagu seperti interpretasi sebuah dongeng. Ini juga format duo yang terdiri dari anak dan ibu pertama kali saya tonton.

Bonnaroo Merchandise

Salah satu summer anthem 2015 yang saya dengar di radio di US di berbagai kota adalah Major Lazer feat DJ Snake & MØ – Lean On. Sebagai vokal utama di lagu tersebut MØ  yang berasal dari Denmark menampilkan pertunjukan musik pop dance yang diminati saat ini. Bernama asli Karen Marie Ørsted  mengajak satu  dj yang memainkan synth dan keyboard, satu orang gitaris dan satu orang drummer. Penampilan  energic di panggung  ditambah msik yang diproduseri oleh Diplo, MØ  sukses membuat penonton bergoyang di siang hari bersimbah keringat. Dia juga menyanyikan lagu cover dari  Spice Girls – Say You’ll Be There.

Menunggu pertunjukan berikutnya yaitu Florence + the Machine, saya menikmati lemonade, arepas, dan Amish donuts yang terpilih menjadi makanan paling favorit di Bonnaroo 2015. Setelah mengumpulkan tenaga dengan makanan enak,  menonton Florence + the Machine  lebih semangat, karena dia terkanal sebagai salah satu penampil yang paling disukai karena ramah dan menyenangkan diatas panggung, selain itu permainan musik dan keahlian vokal Florence Welch juga sangat disebut sebagai live juggernaut.

Pertunjukan penutup utama Bonnaroo 2015 adalah legenda hidup Billy Joel. Pertunjukan musik dengan tata suara yang sangat jernih di festival musik buat saya sangat spektakuler. Kualitas vokal dengan iringan big band sangat enak di dengar di lapangan luas di tengah puluhan ribu orang. Deretan greatest hits dibawakan Billy Joel dengan sangat rapih, mulai  Piano Man, We Didn’t Start the Fire, Don’t Ask Me Why, Mr. Tambourine Man,Uptown Girl.

Tidak seperti biasanya ketika berada di sebuah festival musik saya jarang berinteraksi dengan orang tidak dikenal. Tapi tidak di Bonnaroo, ketika saya sendiri, saya selalu diajak ngobrol, ketika saya bengong ada saja orang yang usil menyemangati, dan akhirnya saya bisa berkenalan dengan orang baru pecinta musik dari berbagai  negara dengan sapaan yang sangat khas “Happy Roo”

The Best from Bonnaroo

  • Line up  bagus2
  • Keramah-tamahan
  • Makanan enak dan beragam pilihan
  • Toilet dengan water flush tersedia dan bersih
  • Area mandi tersedia dan bersih

The Worst from Bonnaroo

  • Akses transportasi terbatas
  • Detail dekorasi dan desain kurang artsy jika mengacu pada slogan music & art festival
  • Merchandise mahal dengan jelek,
  • Terlalu banyak abg ribut dan ribet.

Takatsuki Jazz Street Festival

If you a jazz music fan you should allocate two days out of your schedule on Golden Week  holiday in Japan  and head-off out to Takatsuki City for the “Takatsuki Jazz Street Festival”. Considered one of the greatest free music shows in Japan.

The festival has been going since 1999 featuring over 300 acts, comprising of over 3,000 artists, performing in 40 different locations in-and-around the central business disctrict of Takatsuki City. You can choose to either chill-out in one of the four parks, stand curbside, cafes, while listening to some smooth live jazz. Start at 10:30 am  till 01:00 am.

SONY DSC

DSC_1546

SONY DSC

SONY DSC

SONY DSC

SONY DSC

SONY DSC

SONY DSC

Takatsuki City is serviced by both the Japan Rail and Hankyu Rail networks and are both on the Osaka-to-Kyoto

SONY DSC

SONY DSC

(Im)Perfection of 90s

Lupa rasanya kaset tiba2 berhenti diputar di boombox karena pitanya kusut. Bahkan kaset yang sudah lama tidak diputar pitanya berjamur dan harus dimasukan kedalam freezer. Semua itu bukan mitos, tapi itu jadi bagian mereka yang berteman dengan setia degan musik di 90an.  Sebelum akhirnya compact disc muncul dengan kualitas suara yang lebih jernih, kemudian era musik digital yang memudahkan dalam menikmati musik. Mau mencari musik apa saja sekarang tidak sesulit dulu, begitupun ketika mencari tahu musik bagus apa saja yang tetap bisa relevan dengan kondisi sekarang.

Ketika tren berulang dengan apa yang terjadi dua dekade lalu, tidak aneh kalo sekarang era 90an kembali. Apa yang dianggap norak dan atau  bagus di era 90an, ya bisa dibilang up to date. Diantara sekian banyak musik di era 90an, ada  9 album musik yang tidak hanya enak didengar tapi juga  bagus & hebatnya masih relevan sampai sekarang.

  1. Plastik Band.

Album perdana self titled dari band dengan formasi awal terdiri dari Ipang (Vokal), Aray  (Gitar), Iman (Drum), Didith (Gitar), Alex (Bass) membuat kejutan di tahun 1995. Single pertama dari album ini  yaitu Seperti. Desain cover, sounds, & music video sangat mewakili era alternative & grunge saat itu.

Kalau saat ini ada orang yang punya kaset albumnya, saya pastikan kamu termasuk orang yang beruntung karena sulitnya mendapatkan album ini.  Lagu favorit dari album ini adalah Seperti dan Khas.

 

  1. Iwa K – Topeng

Album kedua sering menjadi tolak ukur keberhasilan seorang musisi, termasuk untuk pelopor rap di Indonesia, Iwa K. Topeng menjadi album yang membuat era 90an menjadi lebih seru karena rap & hip hop menjadi mainstream dan tetap menyenangkan.

Coba dengarkan kembali  dan simak lirik-liriknya lagunya yang sangat menghibur. Single pertama yang juga jadi hits dimana-mana, Bebas menjadi salah satu video musik terbaik  Indonesia sampai saat ini. Lagu favorit dari album ini  yaitu Bebas, Penantian, & Sabda Alam (featuring Chrisye).

  1. Oppie – Albumnya Oppie

Jika di era 90an ada gelombang penyanyi  perempuan yang tidak dikategorikan sebagai diva, ya pasti Oppie Andaresta. Sosok yang apa adanya membuatnya dicintai. Lagunya nya yang ringan dan single hits dari album ini  topiknya   relevan samapai sekarang “andai aku jadi orang kaya”.

Di album ini Oppie juga menjadi produser, selain menciptakan lagu-lagunya sendiri. Dibantu oleh Kaka, Bimbim, Pay & Indra. Lagu favorit dari Albumnya Oppie yaitu Cuma Khayalan &  Pasir Putih.

  1. Humania – Sahabat Lama

Salah satu album yang hampir seluruh  lagunya diputar di radio- radio di era 90an. Masing-masing radio memilih lagu sesuai masing-masing music director. Hits yang paling banyak disukai adalah Jelita dengan  musik video nya yang sangat indah.

Jika album ini  di re-mastered dan dirilis kembali saya yakin  generasi yang mendengarkan sekarang tidak akan merasa “dated”. Lagu favorit dari album ini  yaitu Sahabat Lama, Menari Berlari Jatuh, & Bersama.

  1. Kubik

Ketika “indie” belum menjadi mainstream seperti sekarang, Kubik menjadi band pelopor dengan vokalis perempuan  di era 90an. Saya merasa beruntung pernah berada di era dimana band ini pertama kali membuat album.

Sosok dari Lusi Mersiana (Bas, vokal) ini melampaui batas musik sampai saat ini.  Kekuatannya didukung  FX. Adam (Gitar), &  Iman (Drums) menyempurnakan  album perdananya. Mereka menjadi penghibur favorit saya di era dimana pesta pelajar diadakan setiap tahunnya. Lagu favorit dari album ini  yaitu Mungkin Aku Tiba Esok Lusa.

  1. Union Artis Band (UAB) – Yakinimu

Di awal 90an reggae  menjadi salah satu genre musik yang digemari, album UAB ini mewakili salah satu album reggae yang menurut saya  secara musikalitas sangat enak didengar.

UAB ini terdiri dari beberapa musisi senior, diantaranya Cendy Luntungan, Iwan Zen, Rita Silalahi, Ade Hamzah, Rezky Ichwan. Renny Jayusman. Salag satu album dengan desain cover kaset menarik. Lagu favorit dari album ini  yaitu Yakinimu  &  Goyanglah.

 

  1. Gigi – Angan

Album favorit Gigi sepanjang karir, masih menyenangkan untuk didengarkan sampai sekarang. Personil Gigi yang masih lengkap di album ini menjadi salah satu alasan album ini masih sangat relevan sampai sekarang.

Jika melihat kembali musik video dari hits di album ini yang berjudul  Angan, videonya sangat ringan &  flowy. Lagu favorit dari album ini  yaitu Angan, Adakah Yang Tersisa & Kuingin.

 

  1. Reza – Keajaiban

Jika ada suara diva yang khas melengkapi era 90an, pilihan favorit adalah Reza. Album pertamanya Keajaiban adalah salah satu album yang semua lagunya enak didengar.

Dengan penampilan modern minimalis yang cantik  buat saya album ini salah satu album terbaik di era 90an. Beruntung diproduseri Ahmad Dhani pada masa dia menciptakan lagu-lagu yang bagus. Lagu favorit dari album ini Pertama & Takkan Lagi.

  1. Netral – (Tidak) Enak

Sukses dengan album pertama Wa…Lah , Netral mengeluarkan album keduanya (Tidak) Enak. Tapi buat saya album ini menjadi album Terenak & Terbaik Netral. Bebas & seenaknya sepertinya album ini dibuat, tapi sangat menyenangkan untuk didengarkan kembali. Lagu favorit dari album ini Bobo, Mampet, & Biang

Menyenangkan untuk mengenang, tapi saya tetap memilih untuk tetap berada di era sekarang. Karena saya memilih hidup dengan teknologi yang memudahkan banyak hal. Bukan berarti musik dulu lebih baik dari musik sekarang, begitu pun sebaliknya. Ada banyak keseruan di era 90an yang menjadi signature di era tersebut yang kemudian diulang saat ini. Bukan berarti era sekarang tidak kreatif, hanya saja belum menemukan sesuatu yang baru. Kenapa berulang? Saya sendiri tidak

Featured article in Nylon Guys Indonesia 

The One With FRIENDS 20th Anniversary

Banyak alasan mengunjungi New York. Menikmati keindahan kota dengan lanskap gedung pencakar langit di Manhattan, ingin menikmati kawasan yang sekarang sangat kekinian dengan musik, pertunjukan & seni kontemporer di Brooklyn, atau merasakan lari di Central Park yang kemudian dishare di social media. The city that doesn’t sleep ini sebetulnya tidak terlalu membuat ingin datang karena kotanya gak nyaman dan kotor buat saya. Tapi ada alasan utama mengunjungi New York, yaitu karena ingin berkunjung ke tempat Rachel, Monica, Phoebe, Ross, Chandler, & Joey.

April 2014, serial yang tidak pernah membuat saya bosen menonton & tetap bikin ketawa-ketawa meskipun diulang-ulang sampe sekarang ini merayakan 20th Anniversarry. Kembali mengenang FRIENDS, saya akan cerita pegalaman ikut tur ke lokasi2 dari serial ini di kota New York.

Opening serial ini menjadi hook di setiap episodenya,menari dengan payung di pancuran diiringi lagu dari The Rembrandts I’ll Be There for You

Saya ingat pertama kali menonton FRIENDS ketika sedang kerja kelompok di rumah teman pada hari Minggu jam 16.30 di RCTI tahun 1994.

Pulitzer Fountain

 

Lokasi yang menginspirasi opening FRIENDS diambil dari Pulitzer Fountain di Midtown Manhattan. Berada di antara Central Park & The Plaza Hotel. Air mancur ini memang indah diantara pencakar langit & sibuknya orang-orang berlalu lalang.

SaksLokasi berikutnya adalah Saks, salah satu tempat Rachel bekerja dengan segala keribetan di dalamnya. Rachel yang juga pernah bekerja  di Central Perk membantu Gunther. Toko ini berada di Fifth Avenue, salah satu jalan wajib dikunjungi kalo ke New York. Selain itu tempatnya bersebrangan dengan Rockefeller Centre yang memang rame banget.

Friends Shop

Salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan adalah FRIENDS shop yang menjual berbagai macam merchandise dari serial ini. Barang2nya lucu-lucu dan bagus2. Tempatnya berada di sebelah Rockefeller Centre.

Friends AptLokasi berikutnya adalah mengunjungi apartemen Rachel, Monica, Joey & Chandler, tepatnya di Bedford St, di daerah Greenwich Village. Ini daerah favorit saya di Manhattan. Daerah permukiman vertikal dengan bangunan unik & kuno. Daerah ini juga dikenal dengan cafe-cafe kecil yang menginspirasi konsep cafe Central Perk.

 

Friends Apt2Karena tur ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki, buat yang kuat jalan sangat menyenangkan menyusuri Manhattan. Tapi akses kereta bawah tanah juga sangat mudah. Kalo mau ikut tur lewat jasa travel juga bisa. Tinggal search FRIENDS tour, banyak jasa travel yang menawarkan paket jalan-jalannya.

Closing

 

Smart SUV

Dari sekian banyak kota wisata di Thailand, baru pertama kalinya saya mendengar kata Hua Hin ketika membaca email undangan dari Ford Indonesia untuk test drive Ford EcoSport. Bertambah semangat ketika setelah mencari info tentang Hua Hin, pemandangan indah dari foto2 yang  kemudian saya unggah untuk melengkapi data pencarian.

Ford EcoSportSetiap orang punya tipe, baik tipe memilih pasangan, tipe memilih teman, tipe memilih destinasi liburan, bahkan  tipe memilih mobil. Untuk tipe  destinasi liburan saya senang dengan lokasi  tropis  dimana matahari bersinar lama, disaat bersamaan bisa menikmati pantai, bukit, pegunungan & makanan enakk. Nah kriteria tipe ini dimiliki Hua Hin.

Untuk tipe mobil saya memilih  SUV, kemudian MVP, lanjut mobil kecil / pelat kuning. Ketika dapat kesempatan pertama kali mencoba Ford EcoSport semangat ruarrbiasa karena mobilnya memang tipe saya, sekaligus untuk pertama kalinya bisa menikmati perjalanan di Hua Hin.

Cuaca cerah pagi hari melengkapi test drive Ford Ecosport  yang terlihat stabil, fleksibel  & dinamis . Mewakili bentuk SUV dengan bentuk kontemporer dengan garis desain berani dilengkapi bagian depan favorit saya yaitu Grille Trapezoid tinggi yang menjadi ciri khas bagian depan Ford.       

Mengendarai Ford EcoSport  dari bagian dalam, impresi awal saya menyukai posisi duduk tinggi yang memberikan pandangan jelas terhadap jalan. Selain itu,  kenyamanan  dengan Smart Keyless Entry, memungkinkan   membuka pintu & menyalakan mesin dengan kunci tetap di dalam saku. Ditunjang dengan detil interior yang menarik melalui penggunaan bahan kulit untuk jok, dengan berbagai variasi tekstur yang menarik & modern jauh dari kesan membosankan.

Kenyamanan lain dari interior juga didukung dengan sistem AC yang dapat mendinginkan suhu secara otomatis dengan sensor  temperatur lingkungan sekitar.  Jika mobil berada dibawah sinar matahari dengan suhu 65 derajat Celcius, secara otomatis suhu di dalam akan turun sampai dengan suhu 30 derajat Celcius hanya dalam 10 menit.

Perjalanan dimulai dari Sheraton Hua Hin yang berada di utara menuju ke bagian selatan dari Hua Hin. Lengkap dengan  private beach & pemandangan serba kebiruan dari laut & langit, test drive dimulai dengan menyusuri jalanan ke arah pusat kota Hua Hin. Lebih menyenangkan ketika berkendara Ford EcoSport dilengkapi  dengan fitur pintar Ford SYNC yang memungkinkan terhubung dengan lagu-lagu favorit dari ponsel atau mobile device lainnya termasuk pemutar CD/ mp3, colokan usb, aux, koneksi bluetooth dengan layar display 3,5 inch. Sementara tangan tetap pada kemudi dengan penggunaan voice command untuk pengaturannya, hands free.

Ford EcoSport Audio

Sambil mendengarkan lagu-lagu dari Bombay Bicycle Club, Chvrches, Lorde, Disclosure Capital City, dll, dari mobile device Tara yang jadi navigator saya di test drive ini, kualitas audio juga terjaga karena   audio digital pintar juga secara otomatis menyesuaikan volume seiring perubahan kecepatan.  Dilengkapi dengan headliner akustik juga material peredam suara dipasang di pintu, atap, & bodi kendaraan untuk meminimalkan kebisingan masuk ke dalam kabin .

Setelah melalui pusat kota Hua Hin, test drive menuju  pantai Maharaj  di bagian selatan dengan garis pantai yang panjang, melewati  tambak garam tradisional dengan pemandangan luas ditambah lengkapnya berbagai macam resor di daerah ini. Sambil menikmati matahari kita bisa menikmati kenyamanan sunroof Ford EcoSport.

Ford EcoSport di Pantai Maharaj

Cuaca tropis yang sama dengan Indonesia , membuat Hua Hin lebih mudah dinikmati keindahannya. Setelah melewati pesisir pantai yang panjang, perjalanan dilanjutkan melalui perkebunan tebu yang luas dengan pemandangan di belakan bukit batu besar  menuju pulau Nom Sao.

Nom Sao Melanjutkan perjalanan di jalur berbeda dengan pemandangan berbeda pula menambah semangat ditengah cuaca cerah dengan matahari yang panas. Setelah melewati jalan panjang lurus di pesisir pantai, jalur berikutnya adalah jalan tanjakan berkelok menaiki bukit dengan pemandangan bukit baru terjal . Ford EcoSport  dilengkapi Hill Launch Assist yang membantu  pengendara melewati tanjakan maupun turunan dengan sempurna, juga menghindarkan kendaraan  menggelincir mundur atau maju saat bergerak di jalan yang miring.

Setelah melewati jalan tanjakan berkelok menaiki bukit, akhirnya kita sampai di perkebunan anggur Hua Hin Hills. Sambil beristirahat menikmati olahan makanan & minuman dari perkebunan anggur lokal ini, kita menikmati cerahnya cuaca sambil berteduh di gazebo di sekitar perkebunan. Ditengah panas sinar matahari & hembusan angin di bukit, yang ada ngantuk & langsung ingin berbaring santai. Sambil menikmati suasana yang indah, diadakan game seputar For EcoSport seputar kapasitas penyimpanannya. Ruang kargo di belakang yang fleksibel  dengan kapasitas 705 liter, selain itu, ada 20 tempat penyimpanan yang tersebar & praktis seperti tempat penyimpan gelas juga botol minuman , laci penyimpan laptop , glove box yang dapat menjaga minuman kemasan bisa tetap dingin.

Menghabiskan akhir pekan di perkebunan anggur Hua Hin Hills kurang lama rasanya, selain pemandangan indah & makanan yang segar juga enak ruarr biasa sangat memanjakan. Perjalanan dari pagi hari menempuh jarak panjang dari pesisir pantai sampai dengan bukit dengan Ford EcoSport nyaman. Terutama tempat duduk selama berkendara yang mencengkram  badan  selama perjalanan, cape tapi tidak sakit punggung dan kaki.  Saatnya beristirahat & kembali ke hotel.

Sepanjang perjalanan pulang mengendarai Ford EcoSport, saya penasaran  juga mencoba Ford  EcoSport di jalan Indonesia terutama jalan di daerah-daerah yang kurang bagus jalannya  di tengah cuaca panca roba di Indonesia. Ford EcoSport juga memiliki kemampuan melintasi air sedalam 550mm, hingga mampu menambah rasa aman selama perjalanan.

Teringat salah satu pesan sahabat saya salah satu ungkapan terkuat adalah mengucapkan “ saya aman & nyaman”

Thx @FordIndonesia

Hua Hin Vineyard Hills

Erros Djarot “40 Tahun Berkarya”

Akhir 2013, saya diwawancarai majalah Butik Musik & salah satu pertanyaanya ‘”apa pertunjukan musik favorit saya?”. Menyusul awal Feb 2014 saya kembali diwawancarai majalah Nylon Guy dengan pertanyaan yang sama. Untuk pertunjukan musik lokal favorit saya yaitu pertunjukan musik yang melibatkan Erwin Gutawa sebagai music director & Jay Subiakto sebagai art director.

Awalnya saya suka Erwin Gutawa & Jay Subiakto dari program tv 2Warna di RCTI sekitar tahun 90an. Program musik ini secara musik mengabungkan musik etnik dengan musik pop dengan desain studio yang sangat eksotis & tata lampu lembut. Pengalaman audio & visual yang lengkap dibuat oleh kolaborasi Erwin Gutawa & Jay Subiakto. Selain itu mereka juga membuat pertunjukan spektakuler  ketika Ulang Tahun RCTI tahun 1995 di Candi Prambanan. Salah satu legenda vokal Chrisye membawakan karya2 Guruh Soekarno Poetra & beberapa lagu dari OST  Badai Pasti Berlalu. Ditambah maestro pertunjukan seni Sardono W Kusumo. Dari pertunjukan musik inilah saya pertama kali tahu lagu Chopin Larung dari Guruh Gypsi yang dinyanyikan oleh Chrisye.                                                                                                 Dari situ lah saya mulai terus mengikuti ketika Erwin Gutawa & Jay Subiakto terlibat dalam pertunjukan musik, mulai dari berbagai konser Chrisye dari akhir 90an, 2000an. Beruntung saya melewati masa-masa indah musik Indonesia ketika OST. Badai Pasti Berlalu  & OST. Ada Apa Dengan Cinta membuncah pada masanya. Karena lagu2 dari album tersebut adalah lagu2 Indonesia terbaik yang pernah ada.

Erros Djarot 40 Tahun BerkaryaMengawali 2014, keberuntungan saya lainnya bisa nonton konser 40 Tahun Erros Djarot Berkarya, salah satu maestro dibalik OST. Badai Pasti Berlalu. Konsernya melibatkan  Erwin Gutawa sebagai music director, Jay Subiakto sebagai Art Director.. Ada juga pendukung lainnya seperti Berlian Hutahuruk, The S.I.G.I.T, Glen Fredly, BCL, Once, Marcell, dll.

Konser yang dibagi menjadi beberapa babak ini  dibuat sesuai fase Erros Djarot berkarya yaitu Sang Penata Musik, Sang Sutradara, Sang Redaktur, Sang Politisi,  dan Sang Musisi.

Awal konser dibuka dengan lagu2 dari OST  Usia 18 & Badai Pasti Berlalu dimana Erros Djarot berperan sebagai penata musik nya. Penampilan terbaik dari BCL menyanyikan lagu Baju Pengantin.

 Erros Djarot 40 Tahun Berkarya

Memasuki karya Erros Djarot sebagai sutradara Erwin Gutawa menggubah komposisi musik dari film Tjoet Nyak Dien dengan live orchestra yang dibuka dengan prakata dari Christine Hakim. Dilanjutkan dengan The S.I.G.I.T.  yang membawakan lagu Moral dan Kembalikan Masa Depanku dari Barong’s Band dimana Erros Djarot menjadi salah satu personilnya sekaligus menjadi OST Kawin Lari.

Erros Djarot 40 Tahun Berkarya & The S.I.G.I.T

Pertunjukan yang berbeda ditampilkan dalam bentuk musikal yang merepresentasikan karya Erros Djarot ketika menjadi jurnalis dengan mengambil momentum dibredelnya tabloid Detik. Karya musik Erros Djarot yang belum pernah dipublikasikan di buat dalam drama musikal dengan para pemain Kikan, Dendy Mikes dan musikal Laskar Pelangi.

Aorea

Kejutan karya Erros Djarot ditampilkan di bagian akhir konsernya. Untuk pertama kalinya lagu berjudul Indonesia  dinyanyikan Aorea dengan musik spektakuler dari Erwin Gutawa.  Bagian favorit selanjutnya adalah greatest hits dari Erros Djarot yang membuat semua penonton ikut bernyanyi ketika  Alexa menyanyi secara akustik  yaitu Selamat Jalan Kekasih, Angin Malam, dan Malam Pertama.  Lagu2 terbaik lainnya seperti Pelangi dan Merepih Alam dinyanyikan oleh Glenn, kemudian Marcel menyanyikan Serasa & Once menyanyikan lagu Merpati Putih. Sebagai penutup pamungkas tampil Berlian Hutahuruk yang membuat semua penonton memberikan standing ovation ketika menyanyikan Ketika Cinta Kehilangan Kata  &  Badai Pasti Berlalu.

Pelangi - Erros Djarot 40 Tahun Berkarya

Ada masa dimana lagu2 Indonesia berkesan grande, salah satunya yang saya alami ketika berjayanya lagu2 karya Erros Djarot yang penuh drama, penuh cinta, penuh intrik, dalam lagu2nya. Ketika sekarang semua sepertinya serba ringan, cepat, mudah, mendengarkan lagu2 Erros Djarot memberikan sebuah pengalaman dengan kesan yang dalam.

Justin Timberlake + Jay Z = Joyful

Salah satu pusat perhatian di industri musik adalah ajang penghargaan, baik lokal atau pun internasional. Di awal tahun Grammy menjadi ajang yang ditunggu. Meskipun banyak kontroversi &  sering disebut “the big elephant in the room”, Grammy memberikan masukan yang bisa saya pelajari di industri musik. Diantara “big winner” di Grammy 2014, Justin Timberlake & JayZ buat saya yang bikin penasaran. Album mereka bagus menurut saya, tapi ya gak segitu bagusnya kalo dibandingkan Robin Thicke, Kendrick Lamar, Kanye West. Pasti ada penilaian lain selain mengacu pada album yang mewakili berbagai kepentingan dalam setiap ajang penghargaan. Sangking penasaran saya mencoba nonton langsung konser Justin Timberlake & Jay Z Legends of the Summer di Baltimore, AS.

Naik kereta malam, jugijaggijug…… dari New York ke Baltimore butuh waktu 3 jam. Saya sama sekali tidak punya bayangan seperti apa Baltimore, saya coba berjalan2 di sekitar Lexington Market sebelum menuju M&T Bank Stadium.

Sambil berjalan2 disekitar downtown menuju venue konser, cuaca di Baltimore yang mendung dibarengi hujan gerimis menambah suasana sedikit muram. Berusaha semangat karena rasa penasaran karena akan  melihat Justin Timberlake & Jay Z berbagi panggung.

Konser baru dimulai jam 9 malam, dengan dibuka visualisasi LED ala renaissance dengan tata lampu yang megah mengiringi intro pembuka suara JT di  Holy Grail, disambut Jay Z.  Kemudian LED berganti menjadi visual hitam putih papan catur dan  JT menyanyi hitsnya yaitu Rock Ur Body & I Just Wanna Love U dengan variasi medley I  Want U Back dari Jackson5.

Sebelumnya saya sudah pernah menonton Jay Z, tapi disini kepuasaan membuncah karena hampir semua hits Jay Z dibawakan, mulai  Izzo (H.O.V.A.), Excuse Me Miss, 99 Problems, Big Pimpin’ , Empire State of Mind, Jigga What, Jigga Who, Run This Town, Nigga in Paris  & fav saya Hard Knock Life (Ghetto Anthem). Selain itu hits dari album terbaru seperti Tom Ford.

Begitu pun dengan JT membawakan semua hits dari album pertama Like I Love You, Senorita, Cry Me a River. Juga ada dari album keduanya yaitu  My Love, What Goes Around… Comes Around, LoveStoned, Until the End of Time, Summer Love. Beberapa hits dari album terbarunya juga ada yaitu Suit & Tie, Mirrors, Pusher Love Girl ,Tunnel Vision, Take Back the Night.

Pengalaman pertama saya menonton Justin Timberlake ini membuat nilai tambah penilaian saya buat dia. Keseluruhan penampilannya tidak berlebihan, musikalitasnya memang luar biasa. Meskipun jenis musiknya menurut saya sedikit membosankan, secara keseluruhan ok.

Biasanya kalo saya menonton hip hop superstar, enak lagunya, tapi pas perform live terlalu banyak gaya. Berbeda dengan Jay Z, setelah  dua kali nonton, kekuatannya ya gak usah banyak gaya tapi mengolah musik2nya menjadi sangat menggugah. Karena biasanya beat hip hop berulang, cenderung bisa jadi mebosankan. Tapi Jay Z bisa bikin enak lagunya secara audio atau pun live versionnya.

Baltimore Stadium

Konser berlangsung hampir 4 jam, saya pun ketinggalan kereta. Harus kembali ke hotel melewati downton yang daerahnya mirip2 Bronx, NY. Sepanjang jalan mencari taxi  kurang lebih 2 km, saya dipalak rokok oleh 3 orang berbeda. thug life !!

Soba dari Hakuba

Setelah beberapa kali mengunjungi Jepang, beruntung musim panas 2013 saya bisa menikmati pengalaman pertama road trip dari Tokyo – Fujiyoshida – Oshino – Hakuba – Nagano – Takayama – Matsusaka – Kyoto – Osaka .

Salah satu bagian menarik dari perjalanan tersebut mencoba makanan lokal yang sangat menyenangkan. Salah satu diantara banyak makanan Jepang, salah satu favorit saya adalah Soba. Disajikan dingin selalu menjadi pilihan saya. Mie yang dibuat dari gandum hitam ini salah satu yang terkenal berasal dari Hakuba, daerah di sekitar Nagano.

Banyak warung soba di Hakuba, tapi saya pilih Momo Hatchi – Teuchi Soba

Soba Hakuba

Menariknya makan soba ini buat saya yaitu belajar menikmati rasa sesungguhnya dari soba. Enaknya itu…. ya rasa soba, bukan tambahan rasa lain.

Ditambah kuah kaldu dashi yang tidak mendominasi rasa soba itu sendiri. Ada beberapa topping, tapi ya sekedar sayuran segar, seperti potongan daun bawang. Makanan pendamping seperti tempura bisa juga dipilih. Keseimbangan rasa, tidak saling mendominasi itu yang saya bisa pelajari dari mencoba makan soba. Kesederhanaan rasa dan bumbu ini buat saya menjadi kelebihannya.

Dari banyak resto Jepang di Jakarta  & Bandung, pilihan soba dingin favorit saya di Torigen.

Lollapalooza 2013

Sangat menyenangkan ketika mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang kita inginkan. Begitupun ketika pertama kali saya pergi ke Chicago untuk Lollapalooza, saya sangat senang karena  kota festival musiknya sangatlah menyenangkan & mengejutkan.

Santai & ya gak terlalu berharap banyak ketika rencana perjalanan dibuat karena waktu libur yang terbatas &  pilihan jatuh pada  trip di Amerika Serikat, sekalian ke Lollapalooza sebagai hiburan musik sambil jalan jalan tahun 2013.  Awalnya saya tidak terlalu tertarik pergi ke kota-kota di Amerika Serikat, kecuali kota Nashville. Tapi karena festival musik di Nashville tidak sesuai dengan waktu libur, terpaksa saya memilih festival musik di kota lain.

Pergi ke Chicago saya tempuh dari Los Angeles, kota yang kurang cocok dengan mood saya. Perjalanannya membuat saya akhirnya tahu & yakin kalo AS itu besar ya daratannya. Tiba di airport O’Hare saya lanjutkan dengan naek kereta CTA (Chicago Transit Authority) ke daerah The Loop, pusat bisnis di Chicago. Ketika di kereta, seseorang menyapa saya & bertanya  darimana asal saya  & apakah saya mau ke Lollapalooza. Kemudian kita ngobrol sampai saya mendapat penjelasan bahwa awal Agustus itu adalah minggu orang Amerika Serikat berlibur. Chicago akan dipenuhi wisatawan lokal.

Tiba di stasiun Merchandise Mart, saya bertanya ke petugas CTA. karena bingung Saya pun diantar ke pintu keluar yang saya maksud. Impresi awal baik & ramah warga Chicago ini buat saya jadi semangat. Keluar dari stasiun saya disambut suasana mirip di film ER, lalu lalang orang berpakaian seragam medis. Salah satu serial favorit saya ini memang mengambil lokasi syuting di Chicago lengkap dengan sungai  melalui jembatan di Michigan Avenue.

Saya kemudian mengunjungi konsulat Indonesia di Chicago untuk mengunjungi kawan bernama Wawan. Kemudian saya mengajak Wawan untuk makan di Poag Mahone , salah satu tempat wajib untuk makan burger di Chicago yang sudah ada di daftar wajib saya makan burger selama trip di AS. Setelah makan, kemudian kita berkalan-jalan di sekitar skyline Chicago karena cuaca sangat sejuk sebelum beristirahat untuk Lollapalooza. Transportasi kereta 24 jam di Chicago ini memudahkan untuk pergi kemana pun  dan pulang dengan mudah.

Lollapalooza ChicagoLollapalooza Day I

Jam 9 pagi saya sudah di kereta menuju Grant Park via stasiun Jackson. Kereta penuh ya sama orang-orang mau ke Lollapalooza. Meskipun saya sendirian, orang-orang sepertinya moodnya pengen seseruan, jadi mereka juga ramah mengajak ngobrol dan selalu bertanya udah ke festival musik mana saja. Musik menjadi bahan obrolan paling mudah. Karena masih pagi, saya berjalan memasuki Grant Park sambil melewati Millenium Park  yang menjadi salah satu ikon Chicago ini.

Memasuki Grant Park seperti biasa saya mulai dengan survey area dan panggung untuk memudahkan mobilitas ketika ingin mengatur jadwal yang ingin ditonton. Mencari akses termudah antar panggung, lokasi toilet terdekat, tempat makan paling enak lokasinya termasuk makanan halal yang tersedia terutama makanan Arab & India, atau daerah-daerah berteduh yang indah yang tersebar di area Grant Park.

Ada  8 panggung di Lollapalooza, mulai dari yang terbesar  yaitu Red Bull Sound Select, Bud Light, Lake Shore, Perry’s , The Grove, Petrillo,BMI dan Kidzapalooza.

Emeli Sande

Jadwal nonton Day I sudah saya susun dimulai dari Emeli Sande, Icona Pop, Ghost, Jessie Ware, Theopilius London, Imagine Dragon, Disclosure, New Order, Hot Chip, Lana Del Rey & The Killers.

Ghost

Day I Favorite  saya  yaitu New Order, Emeli Sande, Ghost , Hot Chip. Dance into every New Order’s song !!  lanjut  hiburan vocal dan performa panggung Emeli Sande yang asik didengar & ditonton. Pertunjukan mirip musikal drama dari Ghost sangat menghibur dan seru. Saya lupa sudah berapa kali nonton Hot Chip, hasilnya ya selalu menyenangkan. Termasuk menonton mereka di Lollapalooza.

New Order

Lollapalooza Day II

Memulai hari kedua festival dengan Alex Clare, Ben Howard, kemudian Ellie Goulding, The National, The Lumineers, & The Postal Service.

PerrysCuaca sedikit mendung di hari kedua namun menambah indah letika lampu-lampu dimana-mana mulai berkilauan.

The Postal ServiceThe Postal Service jadi Day I Favorite, menonton langsung mereka  hanya bermain berempat tapi saling bergantian memainkan instrumen, dimana skills & soundsytem yang bagus saling mendukung. Visualisasi lampu dan LED sederhana. Jadinya tontonan fokus pada permainan personil dan kualitas suara.  Pemandangan indah skyline Chicago menjadi latar belakang panggung mereka menjadi nilai ++.

Lana Del Rey

Lollapalooza Day III

Lake ShoreHari terakhir di Lollapalooza saya juga nikmati dengan banyak duduk2 di area yang cantik karena suasana festivalnya sedikit lebih santai.

Daftar tontonan Day III adalah Palma Violets, Jake Bugg, Alex Clare, Angel Haze, Kill The Noise, Art Departement, Dog Blood, Beach House.

Jake Bugg

Day II Favorite  saya  yaitu Jake Bugg & Beach House. Keunikan vokal dan musik lama Jake Bugg di album pertama buat saya seperti pengalaman ke toko loak “intriguing”. Dibuktikan dengan pertunjukan yang sederhana tapi tetep manis.  Suasana sangat berbeda ketika menonton Beach House. Saya rasa saya memilih tontonan yang tepat sebagai penutup Lollapalooza. Ditengah cuaca malam menjelang sunset berangin sejuk cenderung dingin, penonton yang bergoyang-goyang sedikit dengan musik Beach House menjadi pelengkap serunya pengalaman ini. Enjoying music in the heart of windy city.

Beach HouseLollapalooza  menjadi salah satu festival yang menurut saya mudah dinikmati. Tempatnya di tengah kota dalam arti sebenernya. Sambil menikmati festivalnya, saya masih bisa jalan-jalan keliling kota yang terkenal sebagai salah satu kota kunjungan bagi para arsitek ini. Mudah nya transportasi publik, berbagai macam makanan tinggal pilih ada dan enak-enak. Ini bisa sangat menghemat biaya akomodasi. Kotanya menyenangkan & orang2nya ramah.

LightsSetelah mengunjungi Los Angeles, New York, Baltimore, Washington, saya pilih Chicago menjadi kota favorit.

🍴 I CONSUME MUSIC 🍴 ✈TRAVEL FOR MUSIC✈ 🎧WORK FOR MUSIC 🎧